REGENERASI KEPEMIMPINAN POLITIK DI DAERAH:
PERAN SOSIALISASI POLITIK DAN PENDIDIKAN POLITIK
SEBAGAI PELURU REGENERASI KEPEMIMPINAN POLITIK DI DAERAH
Adi Chandra1
1Program Studi Ilmu Politik FISIP
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Abstrak
Kepemimpinan
politik di daerah cenderung dikuasai oleh elit politik yang berasal dari
kelompok mayoritas yang ada di daerah. Dengan kata lain, yang menjadi kekuatan
elit politik tersebut adalah kelompok mayoritas itu sendiri. Sosialisasi dan
pendidikan politik sangat diperlukan demi melahirkan pemimpin yang lahir dari
kelompok masyarakat yang dapat berpikir secara rasional di bidang politik.
Sangat di sayangkan apabila kelompok mayoritas tersebut memilih pemimpin hanya
dengan melihat dari mana calon pemimpin itu berasal, latar belakang yang sama,
tanpa adanya penyelidikan lebih mendalam akan potensi yang dimiliki oleh calon
tersebut. Kehadiran sosialisasi tentang politik dan pendidikan politik di
kalangan masyarakat yang berada di daerah, baik itu masyarakat mayoritas maupun
masyarakat minoritas, kecenderungan untuk memilih calon pemimpin berdasarkan
latar belakang dan asal kelompok yang sama pastinya bisa dihindari. Hal
tersebut sekaligus menjadi penangkal jangka panjang kecenderungan terjadinya
dinasti politik di kepemimpinan politik daerah. Dari penjabaran diatas,
munculah pertanyaan tentang bagaimana mewujudkan regenerasi kepemimpinan
politik di daerah? Kita sepertinya bisa memperoleh jawaban dari kegiatan
sosialisasi dan pendidikan politik di daerah yang bisa melahirkan masa politik yang memiliki
pemikiran yang lebih rasional dan modern dibidang kepemimpinan politik daerah.
Kata kunci: pendidikan politik, regernerasi
kepemimpinan, sosialisasi politik,
·
Pendahuluan
Pendidikan
politik agaknya sedikit memiliki persamaan dengan sosialisasi politik yang
ditujukan untuk mebangun masyarakat politik yang mengerti lebih banyak akan
proses-proses dan kegiatan politik. Akan tetapi, Pendidikan politik cenderung
bersifat formal, karena hanya di dapatkan di tempat-tempat tertentu. Pendidikan
Politik seharusnya dapat dilaksanakan dengan spontan (tidak terikat tempat)
apabila dirasa perlu untuk dilakukan. Dalam hal ini, yang memiliki pengetahuan
yang lebih baik tentang politik bisa memberikan pelajaran bagi rekan-rekan yang
dianggap perlu untuk memperoleh pendidikan politik. Agak sedikit berbeda dengan
pendidikan politik, Sosialisasi politik juga bisa mengubah pandangan masyarakat
untuk menjadi masyarakat yang lebih paham akan aktivitas politik. Sosialisasi biasanya
dilakukan secara masal dengan mendatangkan beberapa pemateri yang bisa mengubah
pandangan masyarakat banyak sebagai audience saat sosialisasi sedang
berlangsung, guna menuju pemikiran yang lebih baik dari sebelumnya. Maka dari
itu, pendidikan politik dan sosialisasi politik dapat dikatakan berperan banyak
dalam dunia perpolitikan di Indonesia.
·
Regenerasi
Kepemimpinan Politik Daerah Pasca Penyelenggaraan Pendidikan dan Sosialisasi
Politik
Sekarang kita
masuk pada pase pasca sosialisasi dan pendidikan politik dilaksanakan. Sebagai
output dari kegiatan sosialisasi dan
pendidikan politik diatas, tentunya akan menciptakan pemikiran yang lebih baik
dikalangan masyarakat. Dalam tanda kutip, kegiatan tersebut berjalan/
terlaksana dengan efektif.
Dari kegiatan
sosialisasi dan pendidikan politik yang terlaksana dengan efektif barusan,
kelompok masyarakat dengan pemikiran tradisional sebelumnya sudah bisa menelaah
dengan baik tujuan-tujuan dari kegiatan politik itu sendiri. Dari sini pula
proses regenerasi kepemimpinan politik di daerah yang tadinya lahir dari
partisipasi politik masyarakat tradisional politik dapat terlaksana.
Barusan kita
sudah menyinggung masalah Dinasti Politik yang cenderung terjadi di daerah yang
memiliki kelompok mayoritas yang jumlahnya berkali-kali lipat dari penduduk
minoritas. Iya jelas sekali, apabila ada pemimpin yang berasal dari kelompok
mayoritas yang ada di suatu daerah, pastinya ia akan memiliki kekuatan politik
yang kuat pula, hal itu cenderung berpotensi melahirkan politik dinasti yang
mengutamakan kelompok mayoritas dalam memperoleh peluang lebih banyak untuk menduduki
kursi kepemimpinan di daerah. Tidak hanya itu, tidak menutup kemungkinan pula
dinasti tersebut dijalankan secara turun menurun dalam ikatan kekeluargaan
pemimpin paling berpengaruh di daerah itu. Sebagai contoh: Ayah seorang
gubernur, anak pertama bupati, dan kelompok mayoritas yang telah terdoktrin
oleh strategi politik keluarga yang bisa dikelompokan sebagai elit politik tersebut, sebagai kekuatan
politik utama yang berperan sangat besar dalam mencapi tujuan politik mereka.
·
Apakah bisa
dinasti tersebut ditumbangkan?
Jelas bisa jika
masyarakat mayoritas tersebut diatas barusan memiliki pemikiran yang rasional
tentang politik. Berkaca dari masalalu, PKI yang memiliki masa yang besar di
era Orde Lama berhasil di tumbangkan dengan kesadaran masyarakat dimasa itu,
bahwa pandangan yang dianut PKI sangat bertolak belakang dengan ideologi bangsa
Indonesia (PANCASILA) yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan. Pelarangan
tentang ajaran marxisme pada masa itu dinilai cara yang paling jitu untuk
membasmi tuntas keberadaan paham-paham Komunis di Indonesia.
Dari penjabaran
diatas, kita dapat mengambil kesimpulan dengan belajar dari sejarah masa lampau
untuk mewujudkan regenerasi kepemimpinan politik di daerah yang cenderung lari
ke ranah dinasti politik. Dalam hal ini, yang menjadi batu loncatan utama dalam
upaya untuk merealisasikan regenerasi kepemimpinan politik di daerah adalah
dengan mengubah cara pandang masyarakat mayoritas dalam memilih pemimpin dengan
pemikiran yang matang. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara melaksanakan
Pendidikan dan Sosialisasi Politik seperti yang telah kita bahas sebelumnya
bahwa Pendidikan dan Sosialisasi Politik berperan penting dalam meningkatkan
pengetahuan politik masyarakat tradisional politik.
·
Siapa yang
berperan sebagai aktor regenerasi kepemimpinan politik di daerah?
Tingkat
pengetahuan politik seseorang dapat diukur dengan seberapa banyak seseorang
mengerti ranah politik itu sendiri. Dalam hal ini, yang menjadi aktor penggerak
dalam usaha perwujudan regenerasi kepemimpinan politik di daerah adalah mereka
yang memiliki pengetahuan politik diatas rata-rata dari masyarakat tradisional
politik. Mereka berperan memberikan pencerahan kepada masyarakat tradisional
tersebut. Yang sebenar-benarnya berperan pada bagian ini adalah mereka yang
merupakan sarjana ilmu politik yang sadar akan perlunya regenerasi di
kepemimpinan daerah yang cenderung berat sebelah tersebut diatas. Dengan begitu,
mereka dapat menciptakan suasana politik yang stabil di suatu daerah tertentu,
tanpa adanya kelompok yang merasa di diskriminasi oleh siasat politik yang
berat sebelah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar