Kamis, 09 Maret 2017

Regenerasi Kepemimpinan Politik


REGENERASI KEPEMIMPINAN POLITIK DI DAERAH:
PERAN SOSIALISASI POLITIK DAN PENDIDIKAN POLITIK SEBAGAI PELURU REGENERASI KEPEMIMPINAN POLITIK DI DAERAH

Adi Chandra1
1Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Abstrak
Kepemimpinan politik di daerah cenderung dikuasai oleh elit politik yang berasal dari kelompok mayoritas yang ada di daerah. Dengan kata lain, yang menjadi kekuatan elit politik tersebut adalah kelompok mayoritas itu sendiri. Sosialisasi dan pendidikan politik sangat diperlukan demi melahirkan pemimpin yang lahir dari kelompok masyarakat yang dapat berpikir secara rasional di bidang politik. Sangat di sayangkan apabila kelompok mayoritas tersebut memilih pemimpin hanya dengan melihat dari mana calon pemimpin itu berasal, latar belakang yang sama, tanpa adanya penyelidikan lebih mendalam akan potensi yang dimiliki oleh calon tersebut. Kehadiran sosialisasi tentang politik dan pendidikan politik di kalangan masyarakat yang berada di daerah, baik itu masyarakat mayoritas maupun masyarakat minoritas, kecenderungan untuk memilih calon pemimpin berdasarkan latar belakang dan asal kelompok yang sama pastinya bisa dihindari. Hal tersebut sekaligus menjadi penangkal jangka panjang kecenderungan terjadinya dinasti politik di kepemimpinan politik daerah. Dari penjabaran diatas, munculah pertanyaan tentang bagaimana mewujudkan regenerasi kepemimpinan politik di daerah? Kita sepertinya bisa memperoleh jawaban dari kegiatan sosialisasi dan pendidikan politik di daerah yang bisa melahirkan masa politik yang memiliki pemikiran yang lebih rasional dan modern dibidang kepemimpinan politik daerah.
Kata kunci: pendidikan politik, regernerasi kepemimpinan, sosialisasi politik,



·         Pendahuluan
Pendidikan politik agaknya sedikit memiliki persamaan dengan sosialisasi politik yang ditujukan untuk mebangun masyarakat politik yang mengerti lebih banyak akan proses-proses dan kegiatan politik. Akan tetapi, Pendidikan politik cenderung bersifat formal, karena hanya di dapatkan di tempat-tempat tertentu. Pendidikan Politik seharusnya dapat dilaksanakan dengan spontan (tidak terikat tempat) apabila dirasa perlu untuk dilakukan. Dalam hal ini, yang memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang politik bisa memberikan pelajaran bagi rekan-rekan yang dianggap perlu untuk memperoleh pendidikan politik. Agak sedikit berbeda dengan pendidikan politik, Sosialisasi politik juga bisa mengubah pandangan masyarakat untuk menjadi masyarakat yang lebih paham akan aktivitas politik. Sosialisasi biasanya dilakukan secara masal dengan mendatangkan beberapa pemateri yang bisa mengubah pandangan masyarakat banyak sebagai audience saat sosialisasi sedang berlangsung, guna menuju pemikiran yang lebih baik dari sebelumnya. Maka dari itu, pendidikan politik dan sosialisasi politik dapat dikatakan berperan banyak dalam dunia perpolitikan di Indonesia.
·         Regenerasi Kepemimpinan Politik Daerah Pasca Penyelenggaraan Pendidikan dan Sosialisasi Politik
Sekarang kita masuk pada pase pasca sosialisasi dan pendidikan politik dilaksanakan. Sebagai output dari kegiatan  sosialisasi dan pendidikan politik diatas, tentunya akan menciptakan pemikiran yang lebih baik dikalangan masyarakat. Dalam tanda kutip, kegiatan tersebut berjalan/ terlaksana dengan efektif.
Dari kegiatan sosialisasi dan pendidikan politik yang terlaksana dengan efektif barusan, kelompok masyarakat dengan pemikiran tradisional sebelumnya sudah bisa menelaah dengan baik tujuan-tujuan dari kegiatan politik itu sendiri. Dari sini pula proses regenerasi kepemimpinan politik di daerah yang tadinya lahir dari partisipasi politik masyarakat tradisional politik dapat terlaksana.
Barusan kita sudah menyinggung masalah Dinasti Politik yang cenderung terjadi di daerah yang memiliki kelompok mayoritas yang jumlahnya berkali-kali lipat dari penduduk minoritas. Iya jelas sekali, apabila ada pemimpin yang berasal dari kelompok mayoritas yang ada di suatu daerah, pastinya ia akan memiliki kekuatan politik yang kuat pula, hal itu cenderung berpotensi melahirkan politik dinasti yang mengutamakan kelompok mayoritas dalam memperoleh peluang lebih banyak untuk menduduki kursi kepemimpinan di daerah. Tidak hanya itu, tidak menutup kemungkinan pula dinasti tersebut dijalankan secara turun menurun dalam ikatan kekeluargaan pemimpin paling berpengaruh di daerah itu. Sebagai contoh: Ayah seorang gubernur, anak pertama bupati, dan kelompok mayoritas yang telah terdoktrin oleh strategi politik keluarga yang bisa dikelompokan sebagai  elit politik tersebut, sebagai kekuatan politik utama yang berperan sangat besar dalam mencapi tujuan politik mereka.
·         Apakah bisa dinasti tersebut ditumbangkan?
Jelas bisa jika masyarakat mayoritas tersebut diatas barusan memiliki pemikiran yang rasional tentang politik. Berkaca dari masalalu, PKI yang memiliki masa yang besar di era Orde Lama berhasil di tumbangkan dengan kesadaran masyarakat dimasa itu, bahwa pandangan yang dianut PKI sangat bertolak belakang dengan ideologi bangsa Indonesia (PANCASILA) yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan. Pelarangan tentang ajaran marxisme pada masa itu dinilai cara yang paling jitu untuk membasmi tuntas keberadaan paham-paham Komunis di Indonesia.
Dari penjabaran diatas, kita dapat mengambil kesimpulan dengan belajar dari sejarah masa lampau untuk mewujudkan regenerasi kepemimpinan politik di daerah yang cenderung lari ke ranah dinasti politik. Dalam hal ini, yang menjadi batu loncatan utama dalam upaya untuk merealisasikan regenerasi kepemimpinan politik di daerah adalah dengan mengubah cara pandang masyarakat mayoritas dalam memilih pemimpin dengan pemikiran yang matang. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara melaksanakan Pendidikan dan Sosialisasi Politik seperti yang telah kita bahas sebelumnya bahwa Pendidikan dan Sosialisasi Politik berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan politik masyarakat tradisional politik.
·         Siapa yang berperan sebagai aktor regenerasi kepemimpinan politik di daerah?
Tingkat pengetahuan politik seseorang dapat diukur dengan seberapa banyak seseorang mengerti ranah politik itu sendiri. Dalam hal ini, yang menjadi aktor penggerak dalam usaha perwujudan regenerasi kepemimpinan politik di daerah adalah mereka yang memiliki pengetahuan politik diatas rata-rata dari masyarakat tradisional politik. Mereka berperan memberikan pencerahan kepada masyarakat tradisional tersebut. Yang sebenar-benarnya berperan pada bagian ini adalah mereka yang merupakan sarjana ilmu politik yang sadar akan perlunya regenerasi di kepemimpinan daerah yang cenderung berat sebelah tersebut diatas. Dengan begitu, mereka dapat menciptakan suasana politik yang stabil di suatu daerah tertentu, tanpa adanya kelompok yang merasa di diskriminasi oleh siasat politik yang berat sebelah tersebut.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar